Selasa, 05 November 2013

PROM NIGHT - Oleh Ine Dwi S.

Matahari tergelincir tergantikan bulan. Awan kelabu menyelimuti malam hari yang indah. Julie melangkah turun dari mobil Honda jazz merah miliknya. Dengan dress pink yang ia kenakan, dipadu dengan high heels setinggi 7cm, dan sentuhan sedikit blush on serta lip gloss. Julie terlihat sangat anggun. Julie berjalan perlahan di atas red carpet.

            “Huftt… Sedihnya prom night tanpa ada yang menemani.” Julie bergumam pada diri sendiri.
“Juliee, kamu kok sendirian? Kamu ga malu ga bawa pasangan?” Tanya April tiba-tiba.
 Julie tersentak . Hampir saja ia terjatuh karena suara teriakan itu.
“Aduh, April kamu ini kebiasaan deh, aku ga punya pasangan.”
Julie berlalu meninggalkan teman sebangkunya itu. Ia malu pada setiap siswa yang berlalu lalang membawa pasangan masing-masing. Tapi Julie berusaha tetap bersabar.

            Pesta prom night berlangsung cukup meriah. Dengan suasana malam yang dingin ditambah sorotan lampu kecil yang bergelantung di atas taman itu. Dengan sedikit gugup seorang pria bertubuh idealis, mengenakan  jas hitam. Ia menghampiri Julie yang tengah berdiri di dekat panggung Raja dan Ratu.
            “Hallo Julie, kamu sendirian aja?” Ucap Januari membuyarkan lamunan Julie.
            “Ha..Hai juga. Emm ya seperti yang kamu lihat. Kamu sendiri?” Jawab Julie terpotong-potong , terlihat gugup.
            “Aku juga sendiri. Aku kan ga punya pacar. Oh ya, kalau ada seorang putri yang aku tembak pada malam se-romantis ini, menurut mu bagaimana?” Balas Januari sambil menyunggingkan senyuman dengan lesung pipinya yang khas.

            Suasana prom night yang meriah seolah sunyi seketika . Waktu terasa berhenti ketika kalimat itu terlontar dari mulut Januari. Kesunyian menyelimuti mereka. Pria bernama Giorgino Januari itu sudah sejak lama terpanah di hati Julie.

            “Bagaimana mungkin ia mengatakan hal itu padaku? Mungkinkah putri yang ia maksud adalah aku?” Pikir Julie dalam hati.
Julie tak mampu menyembunyikan perasaan nya. Ia berharap Januari tidak mendengar detak jantungnya, Namun wajahnya yang merah tidak dapat ia tutupi.

            Pengumuman Raja dan Ratu prom night tiba. Seluruh siswa berkerumun di dekat panggung, tidak terkecuali Julie annisa&Giorgino Januari.
“Semoga itu aku dan…” Ucap januari pelan. Kata-kata itu tidak ia teruskan.
“Dan Raja nya adalah Giorgino Januari. Silahkan naik ke atas panggung.” Ucap host di panggung.
“Penasaran Ratu nya? Oke saya bacakan. Ratu nya adalah Julie Annisa.” Seru host itu lagi.
Julie dan Januari menaiki tangga ke atas panggung. Panitia menghampiri mereka dan memberikan dua mahkota untuk Raja dan Ratu tahun ini. Terdengar jelas kemeriahan malam prom night. Semua siswa saling bersorak menyambut mereka.

            “Pertama saya ucapkan terima kasih pada teman-teman semua yang sudah memilih saya untuk menjadi Raja tahun ini. Saya juga ingin teman semua menjadi saksi bagi perjalanan kisah cinta saya pada seorang putri yang sangat saya saying. Ehem, Julie Annisa maukah kamu menjadi pacar ku?” Ujar Januari pada Julie. Sambil mengeluarkan boneka dan kotak music.
Deg, jantung Julie berdebar . Tidak ada jawaban darinya. Matanya tampak berkaca-kaca. 3 tahun sudah ia bersabar menunggu pernyataan itu.

“Kalau kamu terima aku, ambil kotak musik di tangan kanan ku. Kalau kamu tolak ambil boneka di tangan kiriku.” Ucap Januari sambil menatap Julie.
“Terima, terima Julie.” Seru April. Suasana taman semakin meriah. Terdengar kata terima dari setiap orang.
“Aku ambil yang ini.” Tangan Julie terulur mengambil kotak musik itu.
Terdengar tepukan dan kata hore yang di lontarkan seluruh siswa.
“Terima kasih sayang.” Ucap Januari. Senyumnya mengembang.

            Januari menggandeng tangan Julie, mata mereka saling bertatapan. Januari membawa Julie pada sebuah piano di sudut panggung itu. Ia memainkan satu lagu spesial untuk Julie, yang berjudul Sabar by Afgan.

            Aku yang paling kau cinta.
            Aku yang paling kau mau.
            Rahasiakan aku sedalam-dalamnya cintamu.
            Aku yang pasti kau cinta.
            Aku yang pasti kau mau.
            Selamanya di hidupmu, aku kekasihmu.

            Sebuah perjalanan kisah mereka di mulai di bulan februari penuh cinta. Melukiskan berbagai warna kasih sayang di setiap langkah mereka.