Matahari tergelincir tergantikan bulan. Awan kelabu menyelimuti
malam hari yang indah. Julie melangkah turun dari mobil Honda jazz merah
miliknya. Dengan dress pink yang ia kenakan, dipadu dengan high heels setinggi
7cm, dan sentuhan sedikit blush on serta lip gloss. Julie terlihat sangat
anggun. Julie berjalan perlahan di atas red carpet.
“Huftt… Sedihnya
prom night tanpa ada yang menemani.” Julie bergumam pada diri sendiri.
“Juliee, kamu kok
sendirian? Kamu ga malu ga bawa pasangan?” Tanya April tiba-tiba.
Julie tersentak .
Hampir saja ia terjatuh karena suara teriakan itu.
“Aduh, April kamu
ini kebiasaan deh, aku ga punya pasangan.”
Julie berlalu meninggalkan teman
sebangkunya itu. Ia malu pada setiap siswa yang berlalu lalang membawa pasangan
masing-masing. Tapi Julie berusaha tetap bersabar.
Pesta prom night
berlangsung cukup meriah. Dengan suasana malam yang dingin ditambah sorotan
lampu kecil yang bergelantung di atas taman itu. Dengan sedikit gugup seorang
pria bertubuh idealis, mengenakan jas
hitam. Ia menghampiri Julie yang tengah berdiri di dekat panggung Raja dan
Ratu.
“Hallo Julie,
kamu sendirian aja?” Ucap Januari membuyarkan lamunan Julie.
“Ha..Hai juga.
Emm ya seperti yang kamu lihat. Kamu sendiri?” Jawab Julie terpotong-potong ,
terlihat gugup.
“Aku juga
sendiri. Aku kan ga punya pacar. Oh ya, kalau ada seorang putri yang aku tembak
pada malam se-romantis ini, menurut mu bagaimana?” Balas Januari sambil
menyunggingkan senyuman dengan lesung pipinya yang khas.
Suasana prom
night yang meriah seolah sunyi seketika . Waktu terasa berhenti ketika kalimat
itu terlontar dari mulut Januari. Kesunyian menyelimuti mereka. Pria bernama
Giorgino Januari itu sudah sejak lama terpanah di hati Julie.
“Bagaimana
mungkin ia mengatakan hal itu padaku? Mungkinkah putri yang ia maksud adalah
aku?” Pikir Julie dalam hati.
Julie tak mampu
menyembunyikan perasaan nya. Ia berharap Januari tidak mendengar detak
jantungnya, Namun wajahnya yang merah tidak dapat ia tutupi.
Pengumuman Raja
dan Ratu prom night tiba. Seluruh siswa berkerumun di dekat panggung, tidak
terkecuali Julie annisa&Giorgino Januari.
“Semoga itu aku
dan…” Ucap januari pelan. Kata-kata itu tidak ia teruskan.
“Dan Raja nya
adalah Giorgino Januari. Silahkan naik ke atas panggung.” Ucap host di
panggung.
“Penasaran Ratu
nya? Oke saya bacakan. Ratu nya adalah Julie Annisa.” Seru host itu lagi.
Julie dan Januari
menaiki tangga ke atas panggung. Panitia menghampiri mereka dan memberikan dua
mahkota untuk Raja dan Ratu tahun ini. Terdengar jelas kemeriahan malam prom
night. Semua siswa saling bersorak menyambut mereka.
“Pertama saya
ucapkan terima kasih pada teman-teman semua yang sudah memilih saya untuk
menjadi Raja tahun ini. Saya juga ingin teman semua menjadi saksi bagi
perjalanan kisah cinta saya pada seorang putri yang sangat saya saying. Ehem,
Julie Annisa maukah kamu menjadi pacar ku?” Ujar Januari pada Julie. Sambil
mengeluarkan boneka dan kotak music.
Deg, jantung
Julie berdebar . Tidak ada jawaban darinya. Matanya tampak berkaca-kaca. 3
tahun sudah ia bersabar menunggu pernyataan itu.
“Kalau kamu
terima aku, ambil kotak musik di tangan kanan ku. Kalau kamu tolak ambil boneka
di tangan kiriku.” Ucap Januari sambil menatap Julie.
“Terima, terima
Julie.” Seru April. Suasana taman
semakin meriah. Terdengar kata terima dari setiap orang.
“Aku ambil yang
ini.” Tangan Julie terulur mengambil kotak musik itu.
Terdengar tepukan
dan kata hore yang di lontarkan seluruh siswa.
“Terima kasih
sayang.” Ucap Januari. Senyumnya mengembang.
Januari
menggandeng tangan Julie, mata mereka saling bertatapan. Januari membawa Julie
pada sebuah piano di sudut panggung itu. Ia memainkan satu lagu spesial untuk
Julie, yang berjudul Sabar by Afgan.
Aku yang paling
kau cinta.
Aku yang paling
kau mau.
Rahasiakan aku
sedalam-dalamnya cintamu.
Aku yang pasti
kau cinta.
Aku yang pasti
kau mau.
Selamanya di
hidupmu, aku kekasihmu.
Sebuah perjalanan
kisah mereka di mulai di bulan februari penuh cinta. Melukiskan berbagai warna
kasih sayang di setiap langkah mereka.